Indonesia dengan berbagai suku, budaya dan keragaman alam sangat kaya akan tempat wisata yang bila kita mengexplore lebih dalam, kita akan menemukan berbagai kekayaan budaya dan alam yang unik dan tidak ditemukan di negara lain. Kalimantan Tengah sendiri merupakan salah satu provinsi di pulau kalimantan dengan ibukotanya yaitu palangkaraya memiliki berbagai daya tarik flora dan fauna terbaik di indonesia. Tentunya jika anda menyukai wisata alam sangat mungkin untuk mempertimbangkan wilayah ini sebagai tujuan liburan anda selanjutnya. Dan berikut ini berjalanjalan.com akan membagi 7 Wisata Tersembunyi di Kalimantan Tengah, Cocok Untuk Traveller Jaman Now
- Taman Nasional Tanjung Puting
Taman Nasional Tanjung Puting adalah sebuah taman nasional yang terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah.
Tanjung Puting pada awalnya merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937. Selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996, Tanjung Puting ditunjuk sebagai Taman Nasional dengan luas seluruhnya 415.040 ha.[3]
Secara geografis taman nasional ini terletak antara 2°35′-3°20′ LS dan 111°50′-112°15′ BT meliputi wilayah Kecamatan Kumai di Kotawaringin Barat dan kecamatan-kecamatan Hanau serta Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan.
Taman Nasional Tanjung Puting dikelola oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan. (sumber Wikipedia)

Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan Kawasan konservasi yang menjadi taman nasional yang terletak di jantung Pulau Kalimantan, tepatnya di perbatasan antara provinsi Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah. Kawasan ini memiliki peranan penting dalam Fungsi hidrologis sebagai catchment area bagi Daerah Aliran Sungai Melawi di Kalimantan Barat dan Daerah Aliran Sungai Katingan di Kalimantan Tengah.
Kawasan hutan Bukit Baka-Bukit Raya Merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pengunungan yang mendominasi puncak-puncak Pegunungan Schwaner. Bukit Baka-Bukit Raya merupakan gabungan Cagar Alam Bukit Baka di Kalimantan Barat dan Cagar Alam Bukit Raya di Kalimantan Tengah. Penetapan Kawasan Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 281/Kpts- II/1992, tanggal 26 februari1992 seluas 181.090 Ha. (Sumber : wikipedia)
Bukit Baka. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan. Bukit ini mempunyai ketinggian 1.620 meter dpl, dan sering ditutupi kabut dengan suhu udara antara 15° – 20°C. Puncak Bukit Baka dapat ditempuh sekitar tujuh jam perjalanan dari Dusun Nanga Juoi Kecamatan Manukung.
Bukit Raya. Pendakian, menyelusuri sungai dan pengamatan satwa/tumbuhan, wisata budaya. Ketinggian Bukit Raya sekitar 2.278 meter dpl, suhu udara antara 7° – 10°C. Lama pendakian dari Nanga Jelun-dung, dusun Rumokoy, Mihipit, Hulu Labang, Birang Merabai sampai ke puncak bukit sekitar 3-4 hari.
Sungai Senamang, Sepan Apui dan Sungai Ella. Arung jeram, sumber air panas, padang pengembalaan rusa, pengamatan satwa dan air terjun.

Cara pencapaian lokasi :
Cara pencapaian lokasi: Pontianak-Sintang-Nanga Pinoh (mobil), 460 km selama sembilan jam dan dilanjutkan ke Nanga Nuak dengan speedboat selama 2,5 jam. Dari Nanga Nuak ke lokasi taman nasional selama dua jam dengan mobil. Atau dari Palangkaraya-Kasongan menggunakan mobil selama 1,5 jam, dilanjutkan menggunakan speedboat selama tiga jam menuju Tumbang Samba, dan ke Tumbang Hiran selama tiga jam dan ke Tumbang Senamang dan Kutuk Sepanggi selama dua dan empat jam.
3. Arboretum Nyaru Menteng

Arboretum Nyaru Menteng adalah sebuah kawasan hutan yang di dalamnya terdapat banyak species flora dan fauna, yang menjadi objek wisata menarik di kota tersebut. Di lokasi ini banyak terdapat koleksi kehutanan dengan berbagai jenis seperti tanaman geronggang, meranti, cemara, dan tampan ,terdapat juga proyek reintroduksi sekitar 200 ekor orangutan.
Arboretum Nyaru Menteng merupakan sebuah kawasan pelestarian plasma nuftah ekosistem hutan rawa yang di golongkan ke tipe hutan tropik dataran rendah, dengan mayoritas struktur tanah berawa dan bergambut. Di kawasan seluas 65 hektar lebih inilah yang saat ini menjadi pusat penangkaran Orangutan dan hewan-hewan lainnya. Ada beberapa tempat penangkaran hewan di Kalimantan diantaranya adalah BOS (Borneo Orangutan Survival) di Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur, dan Arboretum Nyaru Menteng adalah salah satu penangkaran (BOS) yang terletak di wilayah Kalimantan Tengah.

Awal berdirinya Arboretum Nyaru Menteng dimulai sejak tahun 1988 oleh Departemen Kehutanan Kantor Regional Kalimantan Tengah. Kemudian pada proses selanjutnya kawasan Nyaru Menteng telah diusulkan kepada Menteri Kehutanan untuk dijadikan Taman Hutan Raya (Tahura) Seluas 150 Ha oleh Gubernur Propinsi Kalimantan Tengah. ada awalnya tempat ini digunakan untuk “Nyaru menteng Orangutan Project” yaitu sebuah kegiatan untuk menyelamatkan Orangutan beserta primata dan hewan lainnya yang dilindungi. Nyaru menteng Orangutan Project dipimpin oleh Lone Droscher.

Lone Droscher pernah menghabiskan masa selama 4 (empat) tahun menjadi relawan di Tanjung Putting dalam kegiatan penyelamatan bayi-bayi Orangutan sebelum akhirnya memutuskan untuk mendirikan sendiri sebuah kegiatan penyelamatan Orangutan yang dikenal dengan sebutan “Nyaru menteng Orangutan Project” yang berlokasi di Nyaru Menteng.
Hingga saat ini tercatat lebih dari 150 orang terlibat dalam Nyaru menteng Orangutan Project seperti Dokter Hewan, Baby Sister, Teknisi dan lain-lain. (sumber:http://www.getborneo.com)
4. Danau Tahai

Danau Tahai terletak di Desa Tahai, Kelurahan Tumbang Tahai, Kecamatan Bukit Batu, Kotamadya Palangkaraya, Provinsi Kalimantan Tengah. Danau ini terletak kurang lebih 30 km dari Kota Palangkaraya menuju ke daerah Sampit. Kata Tahai sendiri berasal dari bahasa Dayak yang berarti danau.
Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat sekitar ada 2 versi yang berkembang mengenai asal-muasalnya danau ini. Versi pertama menyatakan bahwa Danau Tahai ini terbentuk karena akumulasi genangan air di lokasi penambangan pasir. Sedangkan versi kedua adalah karena adanya perubahan aliran Sungai Kahayan, sehingga mengakibatkan genangan air yang tidak mengikuti aliran sungai tersebut. Namun, dari kedua versi tersebut sampai saat ini belum ada data resmi mengenai terbentuknya Danau Tahai ini.
Memang di daerah Kalimantan banyak sekali terdapat danau. Namun kebanyakan masyarakat lebih memilih Danau Tahai sebagai salah satu tujuan wisatanya. Hal ini dikarenakan di danau ini memiliki beberapa keistimewaan tersendiri daripada danau-danau lainnya di daerah Kalimantan. Keistimewaan tersebut adalah danau ini memiliki warna air yang berbeda yakni berwarna merah. Berdasarkan hasil penelitian, warna merah tersebut terbentuk karena airnya berasal dari air tanah gambut dan akar-akar pohon di lahan gambut tersebut. Keistimewaan lainnya adalah pemandangan di sekitar danau yang sangat memukau karena para wisatawan dapat menyaksikan pemandangan yang unik, yakni pemandangan rumah-rumah terapung yang oleh masyarakat sekitar disebut dengan rumah lanting

|| Editor : berjalanjalan.com
Di kawasan objek wisata Danau Tahai ini terdapat jembatan kayu yang mengelilingi kawasan danau dan juga menghubunggkan danau ke kawasan hutan, sehingga para wisatawan dapat berjalan-jalan ke tengah danau sambil menikmati pemandangan alam yang sangat mempesona. Bagi para wisatawan yang memiliki hobi berpetualang, bisa menyusuri kawasan hutan di dekat danau dengan trekking yang lumayan menantang karena di samping kanan dan kiri banyak ditumbuhi pohon-pohon yang masih alami dan terjaga kelestariannya. Namun para pengunjung tidak perlu khawatir karena di dalam hutan tersebut telah dibuat trek dari kayu yang dapat dilalui oleh para wisatawan.
Memasuki kawasan hutan, para wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat indah, udara yang sejuk dan dilengkapi dengan suara-suara merdu dari kicauan burung. Jika beruntung, wisatawan dapat bertemu dengan Uwak-Uwak, yaitu salah satu jenis kera yang hanya terdapat di kawasan hutan tersebut dan dilindungi oleh pemerintah karena populasinya yang hampir punah. Nah, bagi pengunjung yang lelah setelah trekking di dalam hutan, di kawasan objek wisata ini juga telah disediakan beberapa gazebo di area jembatan tersebut yang dapat digunakan untuk duduk-duduk sekadar melepas lelah.

Di danau ini juga disediakan berbagai fasilitas yang dapat digunakan atau disewa, seperti sepeda angsa, perahu dayung, tempat karaoke, rumah makan, musholla, lahan parkir yang memadai dilengkapi pos keamanan dan bagi para pengunjung yang ingin menginap[4]. Di lokasi objek wisata ini juga terdapat penginapan berupa rumah dengan kisaran harga mulai dari Rp 75.000,- hingga Rp 200.000,- per malam.Berjarak sekitar 1 km dari Danau Tahai ini juga terdapat penangkaran Orang Utan Nyaru Menteng. Penangkaran ini milik Yayasan BOS (Borneo Orangutan Survival). Namun sayangnya penangkaran ini dibuka untuk umum hanya pada hari Minggu atau hari libur. Jadi bagi yang ingin melengkapi liburan di Danau Tahai ini bisa berkunjung di hari libur (sumber:wikipedia).
5. KOTA AIR MUARA TEWEH

Sebagai kota air, Muara Teweh menyuguhkan pemandangan Wisata Alam yang unik berupa rumah apung yang cukup banyak, berderet di sepanjang tepian Sungai Barito sekaligus menyuguhkan panorama sungai Barido
Kota Air Muara Teweh ,merupakan Ibu Kota Kabupaten Barito Utara yang mayoritas penduduknya berasal dari suku Dayak Bakumpai, subetnis Dayak di Barito yang memeluk agama Islam. Kota kecil yang dikelilingi hutan dan bentuknya memanjang mengikuti aliran sungai ini merupakan satu-satunya kota ramai di daerah pedalaman Sungai Barito, yang membelah Pulau Kalimantan dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, hingga Kabupaten Murung raya, Kalimantan Tengah.
Sebagai kota air, Muara Teweh menyuguhkan pemandangan yang unik. Di kota kecil ini, terdapat rumah apung yang cukup banyak, berderet di sepanjang tepian Sungai Barito. Jenis rumah semacam ini dapat dianggap sebagai kearifan lokal dalam menghadapi bahaya banjir. Karena banjir di Muara Teweh pada umumnya berupa genangan, bukan air bah, jadi setinggi apapun banjir yang terjadi tidak akan menenggelamkan rumah-rumah tersebut.

Di sepanjang aliran sungai, pengunjung juga akan menjumpai pemandangan alam yang menawan. Menyaksikan lebat dan hijaunya hutan Kalimantan serta mendengarkan nyanyian khas hewan-hewan yang hidup di dalamnya merupakan pengalaman berharga yang mungkin tidak akan dialami di tempat-tempat lain. Dengan menggunakan jasa ojek speed boat, pengunjung dapat menikmati sepuasnya keindahan pemandangan alam di sepanjang aliran Sungai Barito tersebut. Pengunjung tidak perlu khawatir dengan harga yang ditawarkan, sebab tidak ada harga resmi untuk alat transportasi ini, sehingga pengunjung dapat menawarnya. Pada umumnya, besar-kecilnya biaya yang dikeluarkan tergantung pada jarak tempuh yang dikehendaki oleh pengunjung.
6. PANTAI UJUNG PANDARAN
Pulau Borneo alias Kalimantan memang punya pesona yang dapat menarik perhatian wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Selain ditumbuhi hutan-hutan tropis yang subur, Kalimantan ternyata juga memiliki berbagai pantai yang cukup layak untuk dikunjungi. Bagi Anda yang berada di Kalimantan Tengah, cobalah untuk berkunjung ke Pantai Ujung Pandaran yang terletak di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.
Lokasi Pantai Ujung Pandaran berjarak sekitar 80 km dari selatan pusat Kota Sampit. Untuk menuju ke pantai landai yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa ini, Anda dapat berangkat dari Kota Sampit atau Palangkaraya dengan naik kendaraan. Jika berangkat dari Kota Sampit, Anda dapat menempuh perjalanan sekitar 3 jam berkendara. Jangan khawatir soal akses jalannya, sebab untuk menuju ke Pantai Ujung Pandaran jalan yang tersedia cukup bagus meskipun ada beberapa jalanan yang masih terjal untuk dilalui.
Namun bila Anda berangkat dari Kota Palangkaraya, Anda dapat naik kendaraan pribadi atau naik angkutan umum dengan naik bus jurusan Palangkaraya-Sampit dari Terminal Palangkaraya. Setelah sampai di Sampit, Anda dapat melanjutkan naik bus yang mengantarkan ke Teluk Sampit, tepatnya lokasi Pantai Ujung Pandaran.
Saat tiba di Pantai Ujung Pandaran, Anda bakal dibuat terpesona menyaksikan hamparan pasir putih yang halus serta deburan ombak yang seakan membuat Anda terlupa sejenak dengan hiruk pikuk di kota. Menurut sebagian besar pengunjung yang pernah pelesir ke Pantai Ujung Pandaran, pantai satu ini memiliki pemandangan matahari terbenam alias sunset yang menakjubkan. Oleh sebab itu saat Anda berada di sana, sempatkanlah untuk tinggal hingga sore menjelang malam supaya Anda tak melewatkan pemandangan sunset yang menakjubkan di Pantai Ujung Pandaran. (sumber:penginapan.net)
7. RUMAH ADAT BETANG

Rumah betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat diberbagai penjuru Kalimantan dan dihuni oleh masyarakat Dayak terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat permukiman suku Dayak.
Ciri-ciri Rumah Betang yaitu yaitu bentuk panggung dan memanjang. Panjangnya bisa mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter, memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Setiap Rumah Betang dihuni oleh 100-150 jiwa, Betang dapat dikatakan sebagai rumah suku, karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang [Pambakas Lewu].
Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah Betang haruslah memenuhi beberapa persyaratan berikut di antaranya pada hulunya haruslah searah dengan matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah matahari terbenam. Hal ini dianggap sebagai simbol dari kerja keras untuk bertahan hidup mulai dari matahari terbit hingga terbenam.Semua suku Dayak, terkecuali suku Dayak Punan yang hidup mengembara, pada mulanya berdiam dalam kebersamaan hidup secara komunal di rumah betang/rumah panjang, yang lazim disebut Lou, Lamin, Betang, dan Lewu Hante.
Rumah Panjang/Rumah Betang bagi masyarakat Dayak tidak saja sekadar ungkapan legendaris kehidupan nenek moyang, melainkan juga suatu pernyataan secara utuh dan konkret tentang tata pamong desa, organisasi sosial serta sistem kemasyarakatan, sehingga tak pelak menjadi titik sentral kehidupan warganya.[2] Sistem nilai budaya yang dihasilkan dari proses kehidupan rumah panjang, menyangkut soal makna dari hidup manusia; makna dari pekerjaan; karya dan amal perbuatan; persepsi mengenai waktu; hubungan manusia dengan alam sekitar; soal hubungan dengan sesama.[2] Dapat dikatakan bahwa rumah betang memberikan makna tersendiri bagi masyarakat Dayak.[2] Rumah betang adalah pusat kebudayaan mereka karena disanalah seluruh kegiatan dan segala proses kehidupan berjalan dari waktu ke waktu.
Rumah betang memang bukan sebuah hunian mewah dengan aneka perabotan canggih seperti yang diidamkan oleh masyarakat modern saat ini. Rumah betang cukuplah dilukiskan sebagai sebuah hunian yang sederhana dengan perabotan seadanya. Namun, dibalik kesederhanaan itu, rumah betang menyimpan sekian banyak makna dan sarat akan nilai-nilai kehidupan yang unggul.[2] Tak dapat dimungkiri bahwa rumah telah menjadi simbol yang kukuh dari kehidupan komunal masyarakat Dayak. Dengan mendiami rumah betang dan menjalani segala proses kehidupan di tempat tersebut, masyarakat Dayak menunjukkan bahwa mereka juga memiliki naluri untuk selalu hidup bersama dan berdampingan dengan warga masyarakat lainnya.[2]Mereka mencintai kedamaian dalam komunitas yang harmonis sehingga mereka berusaha keras untuk mempertahankan tradisi rumah betang ini. Harapan ini didukung oleh kesadaran setiap individu untuk menyelaraskan setiap kepentingannya dengan kepentingan bersama. Kesadaran tersebut dilandasi oleh alam pikiran religio-magis, yang menganggap bahwa setiap warga mempunyai nilai dan kedudukan serta hak hidup yang sama dalam lingkungan masyarakatnya.

Rumah betang selain sebagai tempat kediaman juga merupakan pusat segala kegiatan tradisional warga masyarakat. Apabila diamati secara lebih saksama, kegiatan di rumah panjang menyerupai suatu proses pendidikan tradisional yang bersifat non-formal. Rumah betang menjadi tempat dan sekaligus menjadi sarana yang efektif bagi masyarakat Dayak untuk membina keakraban satu sama lain.[2] Di tempat inilah mereka mulai berbincang-bincang untuk saling bertukar pikiran mengenai berbagai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan satu sama lain. Hal seperti itu bukanlah sesuatu yang sukar untuk dilakukan, meskipun pada malam hari atau bahkan pada saat cuaca buruk sekalipun, sebab mereka berada di bawah satu atap. Demikianlah pengalaman, pengetahuan dan keterampilan diwariskan secara lisan kepada generasi penerus. Dalam suasana kehidupan rumah panjang, setiap warga selalu dengan sukarela dan terbuka terhadap warga lainnya dalam memberikan petunjuk dan bimbingan dalam mengerjakan sesuatu. Kesempatan seperti itu juga terbuka bagi kelompok dari luar rumah panjang. (sumber:wikipedia)
Nah itu tadi adalah 7 Wisata Tersembunyi di Kalimantan Tengah, Cocok Untuk Traveller Jaman Now, tetap jelajah Indonesia dan jaga lah kearifan lokal.